Minggu, 18 Maret 2012

The Legend of Zombie

Sudah lama sekali kita mengenal kata atau istilah zombie. Makhluk yang konon hanya bisa dibunuh dengan memenggal kepalanya atau menembak kepalanya ini selalu saja menjadi perbincangan yang menarik.

Nah, lewat postingan ini, saya akan menganjak pembaca untuk menelusuri salah satu The Most Famous Urban Legend in The World: The Legend of Zombie.








Zombie atau zombi adalah sebutan untuk mayat hidup dalam sistem kepercayaan voodoo. Cerita Zombie sendiri berasal dari cerita spirtual masyarakat Afrika-Karibia.  Menurut wikipedia, Zombie adalah manusia yang rohnya sudah dicuri oleh suatu kekuatan magis. Dengan begitu, manusia yang rohnya telah dicuri tersebut bisa diperbudak oleh "majikan zombie".


Menurut ajaran Voodoo, pendeta voodoo atau yang disebut Bokor, mampu menghidupkan orang mati. Bokor, dalam sering dikaitkan oleh masyarakat Haiti sebagai pembuat dan pengendali Zombie. Bokor sendiri adalah seorang penyihir atau Houngan. Houngan adalah sebutan untuk pemimpin berjenis kelamin pria, sedangkan yang wanita bernama Mambo. Tapi tentu saja tidak ada hubungannya dengan Pinkan Mambo.


Lanjut mengenai Zombie,  Zombie tidak mempunyai keinginan, ia selayaknya  boneka yang bisa dikendalikan secara leluasa oleh sang majikan alias Bokor. Ya, tentu saja akan sangat lucu jika seorang pembuat tidak mampu mengendalikan ciptaanya. Berikut adalah dua peristiwa penting dalam sejarah kemunculan zombie.


Kasus Felicia Felix-Mentor


Pada tahun 1937, seorang peneliti dan penulis yang telah meraih Guggenheim Fellowship award bernama Zora Neale Hurston menaruh minat pada legenda rakyat dari Haiti. Wanita yang lahir pada  7 Januari 1891 dan meninggal pada  28 Januari 1960 ini, sangat menaruh minat pada hal-hal yang berbau voodoo dan ritual Afrika. Dan pada tahun 1937 itulah ia menemukan kasus yang sangat unik dan aneh. Kasus yang mengantarkannya seorang Felicia Felix-Mentor. Seorang wanita yang dikabarkan telah wafat dan bangkit lagi. Seorang wanita yang membawa Zora kepada kepada Legenda Zombie yang menakutkan.
Seorang wanita Haiti bernama Felicia Felix-Mentor dilaporkan meninggal mendadak pada tahun 1907. Masyarakat Haiti percaya bahwa pada kematiannya ditemukan tanda-tanda bahwa ia akan dijadikan zombie. Namun, kejadian  aneh datang  dua puluh sembilan tahun kemudian. Pada tahun 1936, seorang wanita terlihat sedang berjalan-jalan di sebuah perkebunan yang diyakini milik ayahnya. Pemilik perkebunan tersebut mengidentifikasikan wanita tersebut adalah Felicia Felix-Mentor. Bahkan suami dari Felicia Felix-Mentor mengiyakkan hal tersebut.


Karena tidak tega melihat kondisi wanita tersebut yang terlihat buruk, wanita yang diduga adalah Felicia Felix-Mentor tersebut dibawa ke rumah sakit pemerintah. Dokter setempat menjelaskan perilaku anehnya:


"Terkadang ledakkan tawanya tidak dibarengi dengan emosi, ia sering menceritakan tentang dirinya baik  dari sudut pandang orang pertama maupun orang ketiga tanpa mendiskriminasi."


Terus terang, saya sendiri tidak mengetahui kaitan "deskriminasi" yang dokter tersebut maksudkan, mungkin, ketika Felicia menceritakan "dirinya" dalam sudut pandang orang ketiga, orang ketiga tersebut tidak menjelekkan Felicia atau menganggapnya sebagai orang yang buruk.
Nah, kita kembali pada kasus Felicia Felix-Mentor. Anehnya, Dr. Louis P. Mars, meragukan bahwa wanita tersebut benar-benar Felicia Felix-Mentor yang telah meninggal dua puluh sembilan yang lalu pada saat itu. Hal itu didasari atas pemeriksaan sinar X yang ditujukan pada wanita tersebut. Dokter tersebut menjelaskan bahwa, Felicia Felix-Mentor meninggal karena kelumpuhan pada kaki kirinya, sedangkan pada pemeriksaan sinar-X, sama sekali tidak ditemukan bekas kelumpuhan tersebut pada wanita yang diduga sebagai Felicia Felix-Mentor tersebut. Dokter Louis menduga bahwa wanita tersebut adalah adik terakhir dari Felicia yang "asli".

Kasus Clairvius Narcisse


Beberapa puluh tahun kemudian, seorang ahli entobotani Kanada lulusan Harvard, Edmund Wade Davis, mengemukakan pernyataan yang mengejutkan mengenai "how to make a zombie." Dia mengatakan bahwa, manusia yang masih hidup dapat berubah menjadi zombie jika diberi dua  bubuk khusus yang dimasukkan kedalam darah (biasanya lewat luka). Bubuk yang pertama bernama coupe de poudre yang mengandung tetrodotoxin, semacam racun yang terdapat pada ikan Puff. Manusia yang diberi tetrodoksi dalam dosis nyaris mematikan (LD50 sebesar 1mg), bisa dalam keadaan hampir nyaris mati untuk beberapa hari, tapi masih dalam keadaan sadar.
Ikan Puff (Pufferfish), atau yang lebih dikenal dengan ikan Fugu

Bubuk yang kedua adalah bubuk dari tanaman yang bergenus Datura. Bubuk dantura ini mempunyai efek halusinogen. Membuat orang tidak memiliki kemauan sendiri.


Adalah  Clairvius Narcisse, yang mengaku telah dijadikan zombie. Clairvius mempunyai cerita yang tidak kalah menarik. Clairvius "tewas" diracuni oleh kakaknya karena pertengkaran perebutan tanah. Setelah kematiannya yang sangat pasti (pasti mati maksudnya), dan dikuburkan pada 2 Mei tahun 1962, tubuhnya "kembali" setelah ia diberi pasta dari Datura tersebut, yang memiliki efek hilangnya memori dan ketidak sadaran.
Dia mengaku dijadikan zombie dan dikumpulkan bersama budak zombie lainnya oleh seorang Bokor. Oleh Bokor, para zombie tadi diperkerjakan di perkebunan gula. Namun setelah Sang Master (Bokor) tersebut meninggal pada tahun 1980, pengaruh dari ramuan itu hilang! Clairvius kembali sadar, tanpa melalui penguburan dan kerusakan otak yang pernah diceritakan oleh orang-orang. Lalu apa yang dilakukan Clairvius setelah itu? He back to his family! But, his brother was died...


Ceria Narcisse dipopulerkan dalam buku The Serpent and The Rainbow.
Buku tersebut ditulis oleh Wade Davis. Namun buku tulisan Wade Davis tersebut mendapat berbagai kritikan dari para skeptis dan golongan sains.




Zora Neale sendiri merasa kesulitan dalam mengungkap kebenaran kasus mantra pembangkit manusia atau yang lebih deikan dengan zombie ini. Hal itu tidak lepas dari sikap masyarakatnya yang selalu tutup mulut ketika ditanya lebih jauh tentang pembangkitan orang mati. Saya sendiri, sengaja tidak memasang foto yang diduga Felicia Felix-Mentor. Hanya saja, foto tersebut sangat membingungkan. Ketika saya mencarinya di google, memang ada fotonya. Tapi, ketika saya mencari foto Clairvius Narcisse, foto tersebut yang sama juga muncul. Hanya foto diatas lah yang saya yakini benar-benar Clairvius. Dan ini adalah foto yang tidak jelas tersebut.
Terlihat mengerikan bukan? Entah itu editan atau bukan, foto itu seperti postur laki-laki, tapi entah mengapa juga muncul pada saat saya mengetik Felicia Felix-Mentor. Sampai sekarang pun keberadaan zombie masih misteri. Ataukah memang ada, atau itu hanya sekedar urban legend saja. Kalau memang ada, kenapa penduduk Haiti sampai menutup mulutnya ketika ditanya soal mantra pembangkit manusia? Ataukah hal tersebut juga berlaku bagi kasus Felica Felix?




Namun, mau semengerikan apapun zombie, dia sudah memberi inspirasi bagi penulis-penulis novel seperti Edgar Alan Poe dan Marry Shelley. Frankenstein karya Marry Shelley pun sudah memodifikasi penciptaan zombie dari segi sains. Dalam dunia perfilman, zombie pun tidak hanya sebatas mantra dan penyihir saja, namun juga terbentuk dari virus, percobaan bioteknologi maupun dari radiasi. Disamping itu, aktor ternama seperti Will Smith pun turut membintangi film yang mengadaptasi legenda zombie, I am Legend.
Bahkan dalam dunia video game pun, zombie sudah dibuat sangat lucu dan menarik. Jika kita sering melihat zombie dapat dibunuh dengan memenggal kepalanya, kali ini, zombie bisa dibunuh oleh tanaman. Tidak percaya, silahkan mencoba game Plants versus Zombie dari komputer Anda.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar